"sepele dadi sepolo" bag. 1

Minggu, 06 Maret 2011


Pernahkah Anda mengalami peristiwa yang membuat Anda bermusuhan dengan saudara Anda, tidak saling menyapa, saling menjelekkan antara saudara satu dengan yang lain?

Saya pernah begini ceritanya sebenarnya saya tidak secara langsung terlibat dalam masalah tersebut, tapi kebetulan yang mempunyai masalah adalah keluarga saya.

Kejadiannya bermula saat keluarga saya akan menyelenggarakan acara mendo'akan mendiang nenek saya atau yang biasa dikenal dengan acara Tahlil, karena berbagai sebab beberapa paman dan bibi saya tidak berkumpul di satu tempat, untuk persiapan menjamu undangan nantinya tapi di rumah masing-masing menyiapkan kue.

Singkatnya, pada hari H ada yang tidak menghadiri acara tersebut dan terjadi perang mulut, sehingga menimbulkan perpecahan diantara keluarga dan mengakibatkan muncul dua-tiga blok, yang menyebabkan diantaranya tidak saling tegur sapa.

Kemudian oleh ayah saya (kebetulan yang tertua dari saudara) dikumpulkan semua keluarga, untuk mengetahui sebenarnya permasalahan tersebut. setelah berkumpul semua barulah ketahuan duduk permasalahan yang sebenarnya.

Ternyata sebenarnya kalau dipikir secara bijaksana tidak merupakan masalah sebenarnya, hanya masalah kecil dan dipicu bukan dari keluarga tersebut tetapi dari orang lain.

Bermula dari salah satu bibi yang telah membuat kue di rumahnya untuk acara tersebut yang sudah mengorbankan waktu, biaya dan tenaganya yang menurut dia untuk "meramaikan" acara tersebut, pada hari H dia mengantarkan kue tersebut untuk di pakai dalam acara itu, kebetulan acara tersebut diadakan di rumah salah satu paman saya yang ditempati nenek saya, kemudian diserahkannya kue tersebut.

Pada saat menyerahkan kue itu di dapur banyak orang lagi bantu-bantu, dan ternyata bibi saya tadi masuk tidak satupun orang yang menyapanya, kalau orang yang berpikiran positif tentu memahami, mungkin orang-orang tersebut sibuk jadi tidak sempat untuk menyapanya.

Setelah dari dapur tersebut dia berlalu ke ruang utama untuk menyerahkan kue tersebut kepada tuan rumah, dan terjadi dialog seperti dibawah ini:

Bibi 1 : (menyerahkan kue)

Bibi 2 : "terima kasih mbak?" "silahkan makan dulu"

Ada yang salah dari dialog diatas??.. mungkin saya atau Anda yang tidak terlibat langsung dalam dialog tersebut tidak menemukan ada kata-kata yang salah.

Tapi dengan hanya dua kejadian diatas, sudah membuat bibi saya yang pertama sakit hati dan pulang, kemudian "menceritakan" kejadian tersebut kepada suaminya -yang nota bene adalah keponakan Almarhummah- dan langsung direspon dengan menghubungi adiknya (tuan rumah) lewat telpon (yang kebetulan adiknya dalam posisi tidur jadi tidak tahu menahu akan kondisi dirumahnya) dengan makian karena dianggap tidak dapat mengatur orang-orang yang ada di rumah tersebut sampai terjadi hal-hal demikian.

(bersambung)

Share this Article on :
 

© Copyright DPC PKS Sumbersuko Lumajang 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.