Pendahuluan
Angka 13 bagi sebagian orang dinilai sebagai angka sial. Kecenderungan orang sebisa mungkin menjauh dari angka tersebut. Seorang pemain sepak bola sedapat mungkin mencari angka punggung selain nomor 13. Kalau perlu angka yang nyleneh tidak masalah. Semisal 99, ada yang pernah pakai 9+1. Lucu, tapi inilah fakta. Keberadaannya kadang gak masuk akal tapi ada saja kejadiannya. Salah satu film horor indonesia pun pernah menggunakan judul filmnya dengan angka 13. Lengkap sudah, tambah satu makna lagi, selain sial juga keramat. Ya, inilah persepsi yang berkembang di masyarakat kita. Mereka masih mempercayakan sial, keramat dan lain-lainnya pada simbolitas. Bukan karena ini sebuah ketetapanNya. Namun di sini, kita tidak berbicara masalah angka 13 tapi lebih dari itu. Yaitu makna perjalanan usia sebuah partai yang saat ini sampai di angka 13 tahun. Partai apa itu? Tidak lain adalah PKS alias Partai Keadilan Sejahtera.
PKS dan arti 13 tahun
Mengawali usianya ke13 tahun, akhir-akhir ini PKS sering dirundung masalah. Selain sebab eksternal, permasalahan kali ini lebih didominasi oleh konflik internal. Dari kasus sapi berjenggot, gugatan Yusuf Supendi dan paling gres adalah kasus Arifinto. Tidak perlu dijelaskan, sebagian besar masyarakat sudah mengerti betul ketiga kasus tersebut secara detail. Bahkan lebih paham daripada kadernya sendiri. Fenomena ini bukan lantaran usianya ke 13 terus kedapatan sial, bukan. Lantas apa? Bagi PKS ini adalah sunatullah dalam jalan dakwah. Ketika usia dakwah sudah mulai dewasa, ketika objek dakwah menjadi majemuk, ketika sasaran dakwah telah meluas maka rintangan, hambatan dan tantangan akan terus silih berganti berdatangan. Entah itu berasal dari luar ataupun dari dalam tubuh partai. Secara eksternal, banyak pihak yang tidak menginginkan PKS tumbuh besar menjadi partai yang disegani. Sedangkan secara internal, tidak menutup kemungkinan peluang timbulnya friksi-friksi antar personal itu selalu ada. Bisa jadi karena sistem yang belum sesuai dengan yang diharapkan, boleh jadi karena kebijakan yang tidak sesuai dengan yang diinginkan atau karena terobosan baru yang dianggap sebagian orang tidak sesuai dengan manhaj yang dipahaminya. Kemungkinan-kemungkinan tersebut tidak mustahil akan terjadi. Lebih-lebih ketika PKS sudah menisbatkan dirinya menjadi partai terbuka. Ras, suku dan agama sudah bukan lagi halangan untuk bergabung ke PKS. Setiap warga negara Indonesia diberi kesempatan seluas-luasnya untuk bergabung. Transisi ini membawa konsekuensi logis yaitu semakin terbuka lebar akses informasi yang bisa didapatkan oleh setiap orang yang telah bergabung ke PKS. Yang namanya terbuka mau gak mau PKS harus membuka dirinya. Jangan sampai harapan setiap orang menjadi sirna berbuah kecewa lantaran apa yang diharapkan tidak seperti kenyataannya. Persepsi orang, PKS adalah partai solid yang mempunyai komunikasi masif, strukturnya rapi namun pada realitasnya jauh dari itu. PKS bagi sebagian orang dipandang sebagai partai yang sedikit cacat, orang-orangnya bersih, peduli tetapi pada kenyataannya tidak sesuai harapan. Ke depan kalau permasalahan ini semakin terakumulasi tanpa ada upaya untuk mereduksinya maka tidak aneh lagi akan semakin banyak orang keluar dari PKS. Entah karena kecewa maupun sakit hati. Kejadian ini akan semakin menambah jumlah barisan yang antipati dengan PKS. Dengan demikian tantangan pun akan semakin besar. Sungguh ironis manakala transisi ini tidak membawa kemanfaatan bagi semua orang tetapi malah semakin menambah mudharat bagi setiap orang. Na’udzubillah. Mudah-mudahan Allah menjauhkan diri kita dari sikap seperti itu. Amin.
Agenda Besar Perbaikan
Belajar dari kasus sebelumnya, agaknya perlu melakukan antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi. Mumpung masih ada waktu, kita harus segera merumuskan langkah strategis dalam rangka melakukan perbaikan di berbagai sisi yang kita anggap masih kurang secara terus menerus dan berkesinambungan. Meskipun perbaikan itu sifatnya kecil, namun apabila kita lakukan secara kontinyu akan membawa dampak positif yang luar biasa (prinsip ini dalam terminologi perusahaan jepang disebut dengan “Kaizen”. Gak ada salahnya kita terapkan di internal PKS)
Komunikasi dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin, aleg dan konstituennya, dll perlu diintensifkan lagi. Boleh jadi mereka punya uneg-uneg yang tidak berani disampaikan lantaran sungkan, takut atau tidak ada kesempatan. Pola komunikasi ini akan mencairkan suasana yang selama ini sempat beku. Seandainya hal ini bisa kita lakukan InsyaAllah masing-masing dari kita baik itu pemimpin maupun yang dipimpin, aleg maupun konstituen akan semakin akrab, merasa diperhatikan dan ukhuwah itu kembali dirasakan. Zaman sekarang, tidak sulit untuk berkomunikasi. lebih-lebih media jejaring sosial, media cyber kian marak. Maka tidak boleh karena tidak ada media menjadi alasan untuk sulit berkomunikasi.
Menjalin pola koordinasi dan konsolidasi masif. Kedua pola ini sebagai parameter kokoh tidaknya struktur sebuah organisasi. Berita negatif, gossip atau apapun namanya mampu menggoyang kerekatan hubungan antar personal di dalam organisasi itu sendiri. Oleh karenanya hal-hal tersebut hanya mampu ditangkis dengan adanya komunikasi dan konsolidasi yang masif. Begitu ada berita miring dengan segera langsung diclearkan dengan pihak terkait. Sebelum sempat meluas segera bisa diredam. Inilah manfaat sebuah komunikasi dan konsolidasi yang kokoh.
Pemahaman akan grand desain gerakan. Mushafa Mashur dalam bukunya mengatakan bahwa salah satu permasalahan yang timbul dalam organisasi (gerakan Islam) adalah tidak adanya gambaran yang jelas terhadap gerak yang akan diemban dalam rangka melaksanakan cita-cita organisasi. Ketidak jelasan ini akan membuat gerak organisasi stagnant sebab pelakunya gamang, tidak mempunyai kemantapan, dsb. Ke depan ini harus segera dibenahi. Bagaimana caranya? Desain gerakan harus segera dirumuskan kemudian disosialisasikan ke semua pelaku organisasi. Dengan demikian semua menjadi jelas dan terang kemana organisasi ini akan dibawa.
Untuk sementara, 3 point di atas adalah permasalahan utama yang harus diselesaikan. Ini belum lagi permasahan yang lain. Mau tidak mau PKS harus berbenah. Mari kita mulai dari DPC kita tercinta kemudian ke tingkat DPRa. Mudah2an ini menjadi amal kebaikan bagi kita dan Allah senantiasa memberikan kemudahan di setiap langkah kita. Amiin. Wallahua’lam. (ah)