Mari kita simak kultwit dari ustadz Aboe Bakar Al Habsy tentang NII. Agar kita memahami cara pergerakan dan metode lalu kenapa pemerintah tak bersikap atas hal ini. Semoga bisa menjadi penangkal bagi kita dalam menghadapi bahaya NII
NII menjadi bahaya laten bagi bangsa Indonesia, keadaan tersebut baru disadari lagi bagai organisasi tanpa bentuk NII menggurita di Indonesia, memang aneh bila tak di ketahui intel atau tidak dianggap sebagai ancaman. NII yang sekarang banyak disebut, dianggap hasil bentukan Moerdani dan sekarang hanya digunakan untuk cari duit, sudah banyak yang mengungkap bahwa NII memilih struktur negara sendiri, ada negara dalam negara. Struktur NII lengkap mulai dari presiden hingga kepala desa, termasuk juga para menteri yang membantu tugas presiden. Memang banyak yang mempertanyakan kenapa intelejen cenderung diam dan membiarkan kondisi tersebut, banyak pihak menunjuk Ponpes Az Zaytun sebagai markas NII dan Panji Gumilang sebagai Pimpinannya, termasuk hasil penelitian MUI tahun 2003.
Imam Supriyanto, mantan menteri NII pun menyatakan hal yang sama, menurutnya Panji memiliki pengikut sekitar 150rb orang. Menurut pengakuan Imam, NII juga memiliki afiliasi politik yang dikomunikasikan oleh Panji dengan kompensasi tertentu. Kesepakatan politik ada yang diinstruksikan secara lokal (al zaytun) maupun secara nasional, untuk mendukung kekuatan politik tertentu. NII sebagai pergerakan dan bahaya laten telah lama bercokol, baru dianggap permasalahan ketika banyak mahasiswa hilang dan dicuci otak. Diyakini pengikut NII telah menggurita diberbagai sektor, termasuk menjadi politisi, bila analisis tentang NII selama ini benar maka dapat dikategorikan makar serta menyebarkan ajaran sesat. Makar karena menyelenggarakan pemerintahan dalam pemerintahan, sesat karena menghalalkan mencuri, berbohong dan mengkafirkan. Sudah seharusnya BIN dan pemerintah bertindak, sekian
TKP