Anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai perbedaan peringatan hari raya Idul Fitri 1432 Hijriyah menandakan kekayaan khazanah fikih.
Menurut mantan Ketua MPR periode 2004-2009 itu, umat Islam tidak perlu bingung dengan penetapan 1 Syawal Hijriyah yang tidak sama. "Semua itu dari upaya maksimal, berdasar ketentuan Allah, untuk menghadirkan Idul Fitri. Saya berharap perbedaan tidak merusak umat," ujar Hidayat usai menjadi katib Salat Id di Masjid Agung Al Azhar, Jakarta, Selasa, 30 Agustus 2011.
Fikih lanjut Hidayat, memang memberi ruang untuk sesuatu yang berbeda. Misalnya, pada saat penyelengaraan haji dan zakat. "Kebersamaan semacam ini penting. Tidak perlu saling mencaci, malah menguatkan, dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika," katanya
Perbedaan ini semata karena metode penetapan hukum yang berbeda. "Bagaimana agar perbedaan ini dapat diterima, tidak memfitnah. Kita hormati ketetapan pemerintah," ujar Hidayat.
Pemerintah menetapkan hari raya Idul Fitri jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011, sedangkan PP Muhammadiyah dan sebagian yang lain berkeyakinan Lebaran sudah dimulai Selasa.