Kultwit Pacaran @PKSJerman

Sabtu, 10 September 2011


Kultuit ini berjudul pacarannn, pacarannn, pacarannn, pacarannn, pacarannn, pacarannn, sekedar sebuah pandangan atas hal tersebut :)
Manusia sekelas nabi Adam pun gelisah saat beliau masih sendiri. Sebagaimana semua laki-laki yang dikemudian hari dilahirkan oleh ibunya ke dunia, nabi Adam adalah manusia biasa. Mengapakah gelisah? Karena setiap orang memerlukan teman yang bisa diajak berbagi. Apa yang dilakukan saat itu? Nabi Adam berusaha menuntut banyak ilmu, berbagai nama-nama benda yang diajarkan oleh Allah swt
Allah mengetahui kebutuhannya, manusia pertama yang Ia ciptakan itu membutuhkan pasangan. Kemudian Allah pun menciptakan pasangan baginya, dan ini adalah salah satu dari tanda-tanda kebesaran-Nya. Hari-hari berlalu, nabi Adam as bersama sang istri (Hawwa) hidup bersama di surga-Nya yang tenang. Namun mereka berdua tergelincir melanggar larangan Allah, sehingga diturunkan ke bumi di tempat yang terpisah.  Di bumi, nabi Adam dan Hawwa hidup terpisah dengan jodohnya, selama sekian ratus tahun lamanya. Menurut para ahli sejarah, Adam diturunkan di sekitar India sedangkan Hawwa di Jeddah (jazirah Arab).  Akhirnya Allah mengijinkan mereka berdua bertemu di Jabal Rahmah (gunung kasih sayang), Padang Arafah.  Saling merindu, Nabi Adam menempuh perjalanan yang lebih jauh dan berliku dalam mencari jodohnya dibanding Hawwa. Demikian pulalah kecenderungan manusia hingga saat ini: kaum laki-laki lebih banyak bergerak dan perempuan cenderung menunggu. Pasangan manusia pertama itu diciptakan untuk bersama di surga, kemudian terpisah saat diturunkan ke bumi.
Bahwa sesungguhnya kita semua diciptakan berpasang-pasangan, dan telah ditentukan lahir, mati dan rezeki (termasuk jodoh) kita.  Kita tidak bisa memilih kapan kita lahir dan siapa orang tua kita, tidak pula tahu di mana dan kapan kita meninggal dunia.  Juga siapa jodoh kita, sudah ditentukan dalam bab rezeki. Bagaimana-kah konsep jodoh itu?
Apakah setiap orang menikah dengan jodohnya? Tidak ada yang tahu pasti, maksimal kita hanya bisa merasakan, iya atau tidaknya. Nah, masing-masing sudah disiapkan jodoh, pasangan terbaik dan paling cocok untuk kita. Disiapkan langsung oleh Sang Pencipta. Apakah kita akan dipertemukan dengan jodoh kita di dunia atau di akhirat kelak, itu pun bagian dari takdir-Nya yang agung. Yang bisa dilakukan saat belum dipertemukan dalam pernikahan adalah meneladani nabi Adam: mempelajari ilmu sebanyak mungkin.  Juga, sebagaimana Adam dan Hawwa setelah diturunkan terpisah ke bumi, berusaha mencari jodohnya yang terpisah.
Nah, setelah tuit2 pendahuluan tadi, mari kita masuk ke topik utama... pacarannn :) 
Dimulai dengan sebuah pertanyaan: pacarannn itu apa yak? Dari doeloe ada banyak sekali versi yang beredar dan berbeda-beda. Ada yang bilang kalau pacaran itu proses menuju pernikahan. Tapi ada juga yang berpendapat ngga harus menuju... yang penting ada suka-sama-suka.   Kesimpulan sementara, pacaran itu cenderung diartikan pada "hubunganungan spesial" antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebelum pernikahan.  Muncul pertanyaan baru: apakah proses pacaran dengan orang yang bukan/belum menjadi suami/istri kita itu memang harus atau wajib dilalui? :). Dan muncul juga pertanyaan, emang pacaran itu aktifitasnya ngapain aja yak? Positif atau negatif? :) 
Nabi Adam sebagai manusia pertama pun resah saat Hawa belum diciptakan. Apalagi saat diturunkan terpisah di dunia. Nah, konsep jodoh tadi juga mendukung bahwa masing-masing dari kita sebenarnya sudah pernah berpasangan dengan jodoh kita sebelum dilahirkan. Kemudian kita "diturunkan" ke bumi, terpisah dengan jodoh kita. Mengapa dipisah? Untuk menguji, apakah kita mau mengambil hikmah. Salah satu hikmah-Nya yang mulia adalah, agar kita tidak menyerah! Terus berusaha bertemu dengan jodoh kita di dunia. Hikmah yang lain? Agar kita berbaik sangka kepada-Nya, bahwa kita akan dipertemukan dengan jodoh kita... segera! *aminnn :) Yang sgt layak kita inget2, jodoh kita adalah yang terbaik dan disiapkan untuk kita... selain itu, jelas bukan yang terbaik. Mungkin ada yang bilang “pacarannn itu kan penjajakan, biar lebih tau apakah pacar kita itu jodoh kita atau bukan”. Bisa jadi itu ada benarnya. Tapi jugan lupa, bahkan setelah menikah pun tidak ada yang tahu pasti apakah seseorang itu jodoh atö bukan. Tanya yang udah nikah deh, max (maksimal-ed) hanya bisa merasakan jodoh atö bukan. Tapi tidak tahu pasti dan perasaan bisa keliru. Kalau buat penjajakan? Justru belum tentu yang diperlihatkan selama pacaran itu yang orisinil. Jangan-jangan isinya pencitraan (?ed) mulu. :) 
Ayo dong, langsung bahas yang lebih dalem. Gimana, boleh nggak sih, kita pacaran itu? OK... siap-siap yak... :)  Sekarang kita liat dulu, ngapain sih pacaran itu... telpon-telponan? Tukeran pic (photo-ed)? Nonton bareng? Gandengan? Ciuman? Atau...? ;) dll. Di Quran dijelaskan bahwa semua laki-laki yang normal pasti punya kecenderungan pada perempuan, demikian juga sebaliknya. Jadi tertarik pada lawan jenis itu normal. Tapi apa ini bisa jadi alasan beraktifitas pacaran seperti tadi? Ayo kita periksa. 
Dalam banyak bahasan tentang hubungan antar-lawan jenis, ada istilah "menikmati" yang bisa berarti berbagai aktifitas pada pacaran. Contoh, kalau ada laki-laki yang memandangi wajah perempuan, itu sudah dikatakan menikmati. Apalagi menyentuh dan membayangkan yang lebih. Apalagi jika - na'udzubillah - sampe jatuh ke free-sex, itu sudah lebih dari menikmati, itu merenggut kesucian perempuan. Adapun perempuan yang menyediakan dirinya untuk dinikmati wajahnya, kulitnya dsb, pelan-pelan ia sudah mengurangi kesucian dirinya. Maka pertanyaan untuk para laki-laki, relakah jika jodoh Anda yang masih disimpan keberadaannya oleh Allah itu, dinikmati orang lain?. Sedangkan untuk para perempuan, tidakkah Anda ingin memberikan yang terbaik untuk suami nantinya? Menyimpan rapat-rapat semua untuknya?. Apabila seorang laki-laki sudah yakin seorang wanita adalah jodohnya, maka ajaklah untuk menikah. Sehingga Anda tidak mengurangi kesuciannya dengan pacaran .
Kalau belum mampu? Maka sebaiknya tidak mengurangi kesuciannya dengan menikmatinya. Pergilah dan berpuasalah. Jodoh tak lari ke mana.  Tapi pacaran kan enak? Enaknya cuma secuil, mas bro. yang laki-laki tidak terlalu merasakan jeleknya. Perempuanlah yang terhina dengan itu. Ayat? Hadits? Dalil? Banyak. Bejibun. Ngga kurang-kuranglah. Tinggal kitanya aja gimana. Nah, sekarang, jika ada di antara kita yang terlanjur jadi aktifis dalam pacaran... gimana dong enaknya? #eaaa :)
Pertama-tama sebaiknya masing-masing jujur pada diri sendiri, bahwa ada sesuatu yang hilang selama beraktifitas pacaran. Bisa cek tuit kmrn. (?). Kedua, jangan kuatir soal "siapa yang akan mengisi hati". Perempuan yang baik, niscaya jodohnya adalah laki-laki yang juga orang baik.  Ingat, salah satu hikmah Adam dan Hawwa diturunkan terpisah di bumi adalah agar masing-masing bersabar dan berusaha sebaik mungkin.  Maka kita juga harus bersabar dan terus memperbaiki diri. Siapa pun yang bukan jodoh kita, bukanlah yang terbaik untuk kita. Pasti. Jaga baik-baik diri kita, persiapan to the max untuk sebuah ikatan suci yang Allah teguhkan dalam al-Quran. Tidak perlu pake pacarannn, tuips.  Yakinlah, bahwa Allah takkan mengingkari janji-Nya. Ia Yang Maha Sempurna, Ia lebih mengetahui tentang diri dan jodoh kita.
Sekian dulu tentang pacaran, tuips... semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan atas kultuit ulangan dari beberapa bulan lalu ini. ;D 
Sumber: Kultuit @PKSJerman
Di rekam Ulang oleh : @PKSumbersuko


Share this Article on :
 

© Copyright DPC PKS Sumbersuko Lumajang 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.