skip to main |
skip to sidebar
Mengapa Sulit Khusyu' dalam sholat? (2)
Lanjutan tulisan tentang mengapa sulit khusyu' dalam sholat yang disampaikan oleh KH. Muhammad Arifin Ilham beberapa waktu yang lalu:
Bagian ke delapan, Mengapa sulit khusyu' dalam sholat? Karena
sholatnya disertai "al mungkar",
berbuat zholim, menganiaya, menipu, menggunjing, memfitnah, merendahkan orang
lain, menghina, memukul apalagi sampai membunuh orang lain. Ini pun menjadi
HIJAB BESAR, karena ALLAH hanya menerima ibadah yang membuat hamba itu
MENGHINAKAN DIRI dihadapanNYA dan yang MEMBUAT dirinya BERAHKLAK MULIA kepada
MAHLUKNYA. Cukup sholat itu akan dianggap dusta kalau tidak memperhatikan yatim piatu dan faqir
miskin (QS 107:1-3). "Cuek, masa bodoh, pelit, emangnya gue pikiran" dsb
sudah cukup dianggap pendusta sholat, pendusta agama apalagi sampai berbuat
aniaya, dan ini semua bukan akhlak hamba ALLAH yang sholat, orang sholat itu
belas kasih, santun, pemaaf, murah senyum, dermawan dan rendah hati.
Bagian kesembilan, Mengapa sulit khusyu' dalam sholat? Karena
"Ath thobiah assayyiah"
masih punya sifat tabiat buruk seperti sombong, diam-diam merendahkan orang
lain, dengki, dendam, pemarah, buruk sangka, riya, sum'ah, ujub bangga diri
dsb. Sehingga sholatnya tidak membawa pengaruh apa apa bahkan bisa jadi
sholatnya menjadi fitnah karena ia melakukan bukan karena ALLAH, tetapi
"Yurounnaas" riya, karena ingin pujian dan perhatian manusia (QS
107:6) atau diam diam saat sholat karena diangkat sebagai imam atau pandai ilmu
atau bacaannya sgt bagus atau karena rajinnya sholat ia bangga diri, dalam
hatinya, "tidak ada orang lebih pantas menjadi imam selain aku",
"tidak ada orang sealim aku di musholla ini", "tidak ada suara
sebagus bacaanku" dst. Inilah yang disebut ujub, "innama yataqobbALLAH minal mutawadhiin"
ALLAH hanya menerima hamba yang benar2 lurus niatnya disertai penuh kerendahan
diri dihadapanNYA, SUBHANALLAH.
Bagian kesepuluh, Mengapa sulit khusyu' dalam sholat? Karena
"goirul isti'daadi" tidak
mempersiapkan diri secara maksimal menghadap ALLAH, seperti pakaian kurang
bersih, kurang rapi padahal ada pakaian bersih dan rapi, mukena yang bau apek
atau badan yang masih kotor padahal masih bisa membersihkan, atau tempat ibadah
kurang bersih, atau dengan sengaja mengulur ulur waktu sholat, Imam Ghazali
berkata, "Siapa dengan sengaja mengulur waktu sholat tanpa alasan yang dibenarkan Syar'i maka
sungguh setengah kekhusyuan telah hilang dari sholatnya", berarti orang yang
memperhatikan sholat diawal waktu itu sungguh telah meraih setengah kekhusyuan.
Kemudian membiarkan diri tidak faham sholat dengan tidak mau meningkatkannya
untuk belajar, akhirnya sholat hanya sekedar-sekedar maka hasilnyapun sekedar-sekedar,
tidak heran sholatnya tidak berpengaruh dalam kesehariannya. Sahabatku, tentu
beda hasilnya mrk yang sungguh-sungguh belajar dan mempersiapkan diri untuk sholat
dengan yang sekedar-sekedar, or malas sholat, sahabatku.