Pertemuan antara Komisi I DPR dengan Ismail
Haniyya dilakukan setelah bertemu Parlemen Mesir. Pertemuan ini terbilang
istimewa, karena Ismail Haniyya tak mudah untuk ditemui dengan alasan keamanan.
Dari Gedung Parlemen Komisi I DPR sekitar
pukul 15.00 waktu setempat, rombongan bergerak menuju kawasan pantai Laut
Mediterania. Delegasi menuju perumahan kamp yang merupakan tempat tinggal
Haniyya dan terletak tak jauh dari pantai.
Tempat tinggal Haniyya terletak di permukiman
padat penduduk. Kediamannya terletak di gang yang lebarnya kurang lebih lima
meter. Di depan gang, terdapat portal dan satu pos keamanan. Seorang tentara
bersenjata lengkap berjaga di pos itu. Masuk makin ke dalam gang, maka akan
lebih banyak tentara yang ditemui.
Kediaman Haniyya terletak tak jauh dari bibir
gang. Jaraknya sekitar 30 meter dan terletak di sebelah kiri jalan. Rombongan
delegasi memarkirkan kendaraan di pinggir jalan raya dan berjalan kaki menuju
tempat politikus Partai Hamas itu tinggal.
Rombongan delegasi diterima di ruang tamu
yang luasnya kurang lebih 10 x 10 meter. Ruangan itu tampak sederhana. Tak ada
fasilitas mewah yang mencolok, hanya AC dan wastafel di salah satu sudut
ruangan. Namun yang mencolok dua gambar besar Masjidil Aqsha yang terdapat di
tembok yang saling berhadapan di ruangan itu. Selain itu terdapat dinding yang
memuat foto-foto mantan pemimpin Hamas.
Ismail Haniyya menyambut ramah tamu yang
datang. Dia berdiri di depan dan menyalami tamunya satu persatu sambil
tersenyum. Setelah beramah tamah secukupnya, pertemuan pun dimulai.
Sebagai bentuk penghargaan kepada tamu
kehormatan yang datang, Haniyya mempersilakan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq
untuk membuka dan menyampaikan maksud kedatangan tujuan delegasi ke Gaza.
Mahfudz memaparkan bahwa tujuan utama anggota dewan adalah memperkuat dukungan
politik bagi Palestina khususnya Gaza.
“Kami secara khusus memang memutuskan
berkunjung kembali ke Gaza untuk kembali memperkuat dukungan politik bukan
hanya dari pemerintah tapi juga dari parlemen, di mana untuk mewujudkan
Palestina merdeka memang membutuhkan dukungan politik dari berbagai pihak,”
kata Mahfudz di kediaman Haniyya, Kamis (29/11/2012).
Komisi I juga menjanjikan akan meminta pemerintah
Indonesia untuk membuka konsul istimewa Indonesia di Gaza. Konsul ini nantinya
akan menjadi cikal bakal KBRI untuk Palestina.
“Kami akan mendorong pemerintah untuk membuka
kantor perwakilan, bukan hanya di Tepi Barat, tetapi juga di Gaza,” ujarnya.
Selain itu, Mahfudz mewakili Komisi I DPR
juga menyerahkan bantuan kepada rakyat Gaza. Jumlah bantuannya cukup fantastis,
US$ 800 ribu!
“Insya Allah dalam kesempatan kunjungan ini
kami dengan tujuh lembaga kemanusiaan akan menyerahkan bantuan dari masyarakat
Indonesia yang nilainya mencapai hampir 1 juta US Dollar baik dalam bentuk uang
tunai maupun obat-obatan dan peralatan kesehatan, dan Insya Allah bantuan ini
akan kami terus lanjutkan,” papar Mahfudz.
Haniyya menyambut senang tujuan dan bantuan
yang diberikan oleh Indonesia melalui Komisi I DPR dan lembaga kemanusiaan. Dia
juga mengapresiasi tinggi keberanian Komisi I DPR hadir di Gaza.
“Atas nama rakyat Palestina ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya bagi yang hadir saat ini. Kami
juga ingin menyampaikan rasa terima kasih atas sambutannya yang menunjukkan
betapa besar bantuan dan perhatian rakyat Indonesia bagi Palestina,” ujar
Haniyya.
Sumber (fimadani)