Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gembira karena
hasil survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS) menyebutkan mereka tidak lolos
ambang batas parlemen atau parliamentary
threshold (PT) 3,5 persen.
''Ini justru kabar gembira buat kita. Karena kita
diberi peringatan sejak awal sehingga kita bisa secepatnya melakukan
konsolidasi,'' kata Ketua Departemen Politik PKS, Agus Purnomo, Jumat (113/12).
Dijelaskannya, untuk melakukan survei nasional dibutuhkan
biaya yang mahal mencapai Rp 2 hingga Rp 3 miliar. Jadi tanpa mengeluarkan uang
PKS sudah diberi tahu posisinya sekarang, sehingga bisa segera konsolidasi.
''Saya tak mau berprasangka buruk. Saya berprasangka baik saja atas survei
tersebut,'' kata politikus yang biasa disapa Gus Pur tersebut.
Gus Pur menyebut ada sejumlah kelemahan dalam
survei nasional, yaitu mengasumsikan partisipasi publik mencapai 100 persen,
mengabaikan sistem pemilu, mesin partai, serta kurang detail mengukur hingga ke
kabupaten/kota. Sehingga bisa saja hasilnya tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya.
PKS juga telah melakukan survei internal. Tapi
survei internal ini dilakukan lebih detail masuk ke kabupaten/kota. Hasilnya,
kata Gus Pur, beragam.
Untuk daerah seperti Papua, Maluku, Bali, NTT
hasilnya memang mengkhawatirkan. Tapi untuk wilayah di Jawa Barat, seperti
Sumedang hasilnya bagus. Begitu juga dengan di Kota Yogyakarta yang hasilnya
juga masih cukup baik. ''Di sejumlah daerah posisi kita bisa di nomor empat setelah
PDI Perjuangan, Golkar, Gerindra Setelah itu baru kita (PKS),'' ungkap dia. (republika.co.id)