CyberSabili-Jakarta. Pemberlakuan kawasan bebas ASEAN plus Cina (ACFTA), harus disikapi oleh para pengusaha dalam negeri, agar Indonesia memiliki daya saing yang kuat, baik di kawasan Asia Tenggara maupun pasar global.
"Sebagai negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, Indonesia merupakan konsumen potensial bagi aneka jenis produk konsumsi seperti sandang, pangan, obat-obatan dan kosmetika dari negara lain. Potensi pasar yang sangat besar itu merupakan peluang bagi perusahaan dalam negeri untuk menjadi tuan di negeri sendiri, antara lain dengan lebih menggencarkan sosialisasi produk halal," ujar Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim di sela-sela acara sosialisasi Indonesian Halal Expo (INDHEX 2011) di Jakarta, Selasa (10/5/2011)
Produk halal, lanjut Lukman, telah berkembang menjadi salah satu tolak ukur kualitas produk. Sebab, untuk memperoleh sertifikasi halal, setiap produk harus melalui persyaratan dan tahapan audit yang mencangkup jaminan keamanan, pemilihan bahan baku, proses produksi, penyimpanan hingga distribusi.
"Produk halal tidak hanya menjamin ketentraman batin konsumen dari sisi keyakinan agama, tapi juga kualitas keamanannya," paparnya.
Karenanya, lanjut Lukman, Indonesia menyambut baik ketika dipercaya menjadi tuan rumah pameran Halal Internasional, Indonesian Halal Expo (INDHEX 2011), yang akan diselenggarakan pada 24-26 Juni 2011 di Jakarta.
Menurut Lukman, meningkatnya kepedulian masyarakat terhadap produk halal, perlu disikapi untuk promosi dan sosialisasi produk halal yang sudah bersertifikat, serta meningkatkan eksistensi Indonesia sebagai pusat Halal Dunia.
"Indonesia berpeluang menjadi pusat halal dunia, dan sertifikasi halal di Indonesia sudah High Level," ungkapnya. (Daniel Handoko)
