Syeikh Muhammad Abdul Maqsud |
Dai komunitas Muslim Mesir yang menyebut diri mereka sebagai pengikut salaf atau Salafy, Syeikh Muhammad Abdul Maqsud mengumumkan kesepakatan pihak mereka untuk bersatu dengan Al Ikhwan Al Muslimun dan kelompok Islam lainnya, seperti Al Jama’ah Al Islamiyah, untuk penerapan hukum Islam di Mesir, sebagaimana dilansir Al Yaum As Sabi’, Selasa (7/6).
Bahkan Syeikh Muhammad Abdul Maqsud menyeru untuk mendukung Al Ikhwan. ”Wajib bagi kita menolong orang dzalim fasiq jika melakukan amar ma’ruf, seperti kewajiban bagi kita untuk membantu kekuatan yang ingin menjaga syariat Islam di Mesir, dari mereka adalah Al Ikhwan.”
Menurut dai yang berjenggot putih ini, Al Ikhwan adalah pihak yang sudah lama terdzalimi, maka menurutnya pihak yang sedikit didzalami harus membantu pihak yang paling banyak didzalimi, jika hal itu bisa menghilangkan kedzaliman.
Tidak hanya itu, dai ini menyatakan wajibnya mendukung Al Ikhwan, ”Wahai saudara-saudaraku kita tidak bisa berbuat baik kepada mereka (Al Ikhwan), kecuali dengan bergabung dengan mereka… karena pihak lain memiliki kekuatan milyaran, sedangkan kita lemah, karena itu wajib bagi kita mendukung partai-partai yang mendukung Al Ikhwan.”
Tak hanya menyatakan dukungan kepada Al Ikhwan, Syeikh Maqsud menyerukan untuk tidak memilih partai yang hendak bersaing dengan Al Ikhwan. ”Adapun partai-partai yang berdiri untuk memecah-belah dan melawan Al Ikhwan, maka kita mengatakan kepadanya, ’tidak selamat datang’.”
Hal itu semua disampaikan oleh Syeikh Abdul Maqsud dalam konferensi perdana yang diadakan partai Al Fadhilah, sebuah partai yang memiliki pendukung dari kalangan Salafy, di propinsi Giza, yang dihadiri lima ribu orang.*
Bahkan Syeikh Muhammad Abdul Maqsud menyeru untuk mendukung Al Ikhwan. ”Wajib bagi kita menolong orang dzalim fasiq jika melakukan amar ma’ruf, seperti kewajiban bagi kita untuk membantu kekuatan yang ingin menjaga syariat Islam di Mesir, dari mereka adalah Al Ikhwan.”
Menurut dai yang berjenggot putih ini, Al Ikhwan adalah pihak yang sudah lama terdzalimi, maka menurutnya pihak yang sedikit didzalami harus membantu pihak yang paling banyak didzalimi, jika hal itu bisa menghilangkan kedzaliman.
Tidak hanya itu, dai ini menyatakan wajibnya mendukung Al Ikhwan, ”Wahai saudara-saudaraku kita tidak bisa berbuat baik kepada mereka (Al Ikhwan), kecuali dengan bergabung dengan mereka… karena pihak lain memiliki kekuatan milyaran, sedangkan kita lemah, karena itu wajib bagi kita mendukung partai-partai yang mendukung Al Ikhwan.”
Tak hanya menyatakan dukungan kepada Al Ikhwan, Syeikh Maqsud menyerukan untuk tidak memilih partai yang hendak bersaing dengan Al Ikhwan. ”Adapun partai-partai yang berdiri untuk memecah-belah dan melawan Al Ikhwan, maka kita mengatakan kepadanya, ’tidak selamat datang’.”
Hal itu semua disampaikan oleh Syeikh Abdul Maqsud dalam konferensi perdana yang diadakan partai Al Fadhilah, sebuah partai yang memiliki pendukung dari kalangan Salafy, di propinsi Giza, yang dihadiri lima ribu orang.*