Rasulullah (bag. 2)

Rabu, 26 Oktober 2011

Pepatah bilang “tak kenal maka tak sayang”, mungkin ini yang mendasari “kekurang sayangan” kita kepada Nabi kita. Bagaimana ciri-ciri beliau, tingkah laku beliau kehidupan sehari-hari beliau tahukah kita? Supaya kita bisa memahami dan mentauladani beliau kami sampaikan point-point dibawah ini:
  • Nabi kerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga; menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, memerah susu, & lainnya.
  • Nabi sangat suka bersiwak bersih gigi; jelang shalat, akan membaca Al Quran, menemui tamu & sahabat, juga tiap jumpa isteri & keluarga.
  • Nabi tak pernah jijik pada isteri yang haidh (sebagaimana kebiasaan Arab & Yahudi), beliau tetap bermesra, hanya menghindari jima'-nya.
  • Saat 'Aisyah haidh, Nabi tiduran di pangkuannya sambil lafalkan Quran; atau meletakkan kepala di antara pahanya, tidur dalam sahaja.
  • Bahkan tuk shalat malam, Nabi minta izin pada isteri yang sedang bersama di ranjang. "Apa kau relakan malam ini aku menghadap Rabbku?"
  • Karena kamar mereka sempit, saat shalat malam, Nabi berdiri menghadap 'Aisyah. Tuk bersujud, disentuhnya kaki sang isteri agar ditekuk.
  • Bengkaklah kaki Sang Nabi tersebab panjang shalatnya, sembab matanya oleh tangis duka. "Bukankah kau sudah diampuni?", tanya 'Aisyah.
  • Dosa beliau; lalu, kini, & nanti memang telah diampuni; maka kata Nabi tentang ibadah payahnya, "Ku ingin menjadi hamba nan bersyukur."
  • Menangis 'Umar melihat ranjang pelepah kurma membekaskan bilur di punggungnya. "Duhai Nabi, Kisra Persia & Kaisar Romawi dikelilingi Ribuan pelayan, aneka perhiasan, & limpahan hidangan. Sementara engkau lebih mulia!" Jawab Nabi, "Tak relakah kau hai 'Umar, mereka merengkuh dunia sedang kita menyimpannya tuk kelak akhirat sana?" Nabi tersenyum, membersihkan pasir yang menempel di dahi sujudnya.
  • Sang Nabi pemalu, lebih tersipu dibanding gadis dalam pingitan. Tak pernah terbahak, hanya senyum semanis madu, wajah secerah rembulan.
  • Sang Nabi tak suka diistimewakan. Jika ada pekerjaan di perjalanan, beliau selalu cari peluang tuk berperan; sampai pun menyiapkan api.
  • Jika dihadapkan pada pilihan, Sang Nabi selalu mengambil hal yang mudah & ringan, selama ianya tak jatuh pada hal yang diharamkan.
  • "Tak pernah kulihat", kata Anas, "Nabi murka atau membalas laku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan."
  • "Pernah 3 purnama", ujar 'Aisyah, "Di rumah kami tiada api menyala." Apa penyambung hidup Nabi-Nya?, tanya 'Urwah. "Kurma & air saja."
  • Kelembutan Sang Nabi tak terhalangi & tak menghalangi ibadahnya. Umamah binti Abil 'Ash, sang cucu, sering digendong dalam shalatnya.
  • Satu waktu, Abu Hurairah melihat Al Husain & Al Hasan menunggang punggung Sang Nabi keliling ruangan. Tertakjub & tak tertahankan kata
  • "Duhai permata hati", ujarnya, "Tunggangan ini adalah yang terbaik di langit & bumi." Sang Nabi berkata, "Demikian pula penunggangnya!"
  • Satu kali, bersama Abu Bakr & 'Umar, Nabi keluar. Dan sungguh yang menyebabkannya adalah rasa lapar. Bertamulah mereka ke rumah Anshar.
  • Jamuan bersahaja, tegukan susu unta & keratan daging domba, kemudian Nabi bersabda, "Sungguh atas nikmat hari ini kalian akan ditanya!"
  • Satu kali Al Husain ibn 'Ali naik ke punggung Sang Nabi kala beliau sedang bersujud menjadi Imam di Masjid Nabawi. Jadilah lama sekali.
  • Jamaah berfikir sesuatu terjadi pada Sang Nabi. Seusai salam, beliau mengatakan, "Maafkan, aku tak ingin kecewakan cucuku kuda-kudaan."
  • Dia Nabi kita; yang menahan sesak kala dalam ruku' lehernya dijerat, saat sujud kepalanya diinjak & punggungnya dituangi kotoran unta.
  • Maka segala puji bagi Allah; yang mengaruniakan teladan tanpa cela, yang memberi kita Nabi nan penuh cinta..
(Bersambung)
copypaste dari:
Share this Article on :
 

© Copyright DPC PKS Sumbersuko Lumajang 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.