Assalamualaikum. Wr. Wb.
Mari kita
jadikan hari ini sebagai hari yang penuh dengan manfaat agar keberkahan
terlimpah kepada kita semua.
Kali ini saya
akan kultwit tafsir Q.S.Ar-Rum:20 yang saya sampaikan pada pengajian dosen di
MB IPB tadi pagi.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu menjadi manusia yang berkembang biak."
Ayat ini diawali dengan "Wa min ayaatihi"
yang berarti perlu untuk diperhatikan dengan seksama. Hal ini bertujuan untuk menguatkan
ketauhidan dan keimanan kepada Allah swt. Karena
ini terkait dengan fenomena alam, yaitu tentang
proses penciptaan manusia, yang terdiri dari 4 tipologi:
Tipologi pertama, yaitu manusia pertama
(Nabi Adam) diciptakan dari tanah (saripati tanah), yang juga terdapat dalam Q.S.
23:12: "Dan sesungguhnya Kami tlh mciptakan manusia
dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (Q.S. 23: 12). Hal
ini menunjukkan bahwa manusia tidak mungkin dapat hidup sempurna, kecuali di
muka bumi (atas tanah).
Tipologi kedua, yaitu penciptaan Siti Hawa
(manusia kedua) berasal dari bagian tubuh (tulang rusuk) Nabi Adam. Dengan
adanya Nabi Adam dan Siti Hawa, manusia kemudian bereproduksi dan berkembang
biak sehingga manusia bertambah jumlahnya."Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu dan daripadanya Allah menciptakan
istrinya.
Dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakan laki-laki dan perempuan yang
banyak,
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama
lain dan peliharalah hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga
dan mengawasi kamu." (Q.S Annisa 4: 1). Dari
Q.S. Annisa: 1 tersebut, diketahui bahwa salah satu tujuan pernikahan adalah
untuk meningkatkan silaturahmi. Karena
dengan pernikahan, kita akan semakin banyak memiliki keluarga. Maka silaturahim
tersebut harus dijaga dengan baik.
Pada Q.S.
Annisa: 1 ini pun, kata 'takwa' diulang hingga 2x menggambarkan betapa
pentingnya keluarga dan menjaga silaturahim. Selain
itu dalam Hadist dikatakan, "Nasihatilah
para wanita karena wanita diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok, Dan yang paling bengkok dari tulang rusuk
adalah pangkalnya, jika kamu mencoba untuk meluruskannya maka dia akan patah. Namun
bila kamu biarkan maka dia akan tetap bengkok. Untuk itu nasehatilah para
wanita." (HR Bukhari)
Kata 'bengkok'
ini merupakan kiasan yang berimplikasi bahwa jika wanita dinasihati harus dengan
cara yang lemah lembut. Pada intinya antara wanita (istri) dan laki-laki (suami) saling
membutuhkan dan saling menutupi. "..Mereka itu adalah pakaian bagimu dan kamu
pun adalah pakaian bagi mereka." (2: 187). Maka
antara suami dan istri sudah semestinya saling menjaga dan saling menutupi aib
masing-masing. Bahkan dalam hadist dikatakan bahwa mulia atau tidaknya
seorang laki-laki ditentukan oleh bagianaimana dia memperlakukan istri dan anak-anaknya.
"Tidaklah memuliakan seorang istri, kecuali
suami yang mulia. Dan tidaklah menghinakan seorang istri kec suami yang hina."
Pun
dalam hadist lain dikatakan, "Seburuk-buruknya
istri di akhirat adalah mereka yang bersenang-senang dengan suami mereka di
dunia.
Dan pada saat yang bersamaan dia menjelek-jelekkan suaminya/ mengumbar
keburukan suaminya." Karena itu suami yang mulia adalah mereka yang
memuliakan istrinya, kemudian diimbangi dengan ketaan istri pada suami atas
dasar takwa pada Allah. Karena itu, sangat memprihatinkan jika kita lihat di
tv, saat ada suami-istri bercerai, kemudian mereka saling membuka aib.
Naudzubillah.
Selain
itu, kunci syurga bagi wanita ada 4:
1.
Shalat 5 waktu,
2.
Puasa d bln Ramadhan,
3.
Menjaga pergaulan,
4.
Taat pada suami.
Maka di sini
terlihat bahwa keluarga menjadi pondasi yang paling dasar bagi pendidikan anak.
Orang
tua adalah guru pertama bagi para anak karena didikan mereka dapat menentukan
bagaimana karakter anak ke depan.
Tipologi ketiga dari penciptaan manusia
adalah proses penciptaan Nabi Isa as yang lahir dari rahim Siti Maryam, tanpa
ayah. Hal
ini dapat dilihat dalam Q.S. Ali Imran (3) ayat 45-47 dan ayat 59-60. Kejadian
ini menunjukkan bahwa istilah mustahil mungkin ada bagi manusia, namun tidak
ada bagi Allah. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya
cukup berkata kepadanya 'jadilah', lalu jadilah dia." (3: 47). Maka kita tidak
boleh ragu-ragu akan kemahakuasaan Allah. Tiada yang tidak mungkin bagi-Nya.
Tipologi keempat dari proses penciptaan
manusia adalah proses penciptaan keturunan nabi Adam. Berawal dari nutfah (air
mani) menjadi 'alaqah (segumpal darah) menjadi mudghah (sgumpal daging) menjadi
'idhoma (tulang belulang) kemudian dibungkus daging kemudian dijadikan makhluk yang
berbentuk lain. (Lihat Q.S. 23: 13-14). Dalam Q.S. 23: 13-14 juga disebutkan bahwa
rahim ibu adalah tempat yang kokoh bagi janin. Setelah 120 hari, kemudian akan
ditiupkan ruh bagi janin dan ditetapkan nasibnya (HR Bukhari dan Muslim). Maka
kita (terutama orang tua) harus terus menerus mendoakan anak kita mulai dari dalam
kandungan hingga mereka hidup di dunia. Kesemua hal tersebut yang telah
dijelaskan sebelumnya, haruslah dapat meningkatkan keimanan kita kepada Allah. Karena
fenomena atas semua kejadian semuanya didasarkan pada kemahakuasaan Allah. Maka
iman kita kepada Allah harus terus dikuatkan.
Semoga kita
semua dapat menjadi manusia yang semakin beriman dan bertakwa kepada Allah swt.
Dan semoga keluarga dan keturunan kita dijadikan sebagai manusia yang sholeh/ah
dan bermanfaat bagi kebaikan dunia akhirat. Amin.
Demikian
kultwit yang cukup panjang ini tentang tafsir Q.S. Ar Rum : 20. Semoga
bermanfaar bagi kita semua. Amin.
Oleh: Didin Hafidhuddin
https://twitter.com/#!/hafidhuddin