Bismillahirrahmanirrahim….
“Sesungguhnya mereka itu adalah
pemuda-pemuda yang beriman kepada Rabb mereka, dan Kami tambahkan petunjuk
kepada mereka.”
(Q.S Al-Kahfi [18]:
13)
Sebagai pengingat dari kita yang sudah
sering mendengarnya atau bahkan hingga luar kepala (semoga tidak lupa). Sebagai
seorang muslim/ah wa bil khusus
pemuda hendaknya senantiasa berupaya membentuk kepribadian yang dimiliki agar
sesuai dengan karakter ideal.
Mengapa pemuda?
Ditilik dari sejarah, merekalah komunitas pertama yang menyambut seruan dakwah Islam dengan baik dan tangan terbuka.
Rasulullah bersabda, ”Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan
baik, sebab mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk
menyampaikan agama yang bijaksana ini, maka kaum mudalah yang pertama-tama
menyambutku, sedang kaum tua menentangnya.”
Karakter yang dimiliki hendaknya
mengarah pada pencapaian pribadi muslim yang integral. Hasan Al-Bana dalam Risalah Taklim merumuskan profil muslim
menjadi 10:
1.
Salimul Aqidah (Aqidah yang lurus/ Good Faith)
Aqidah yang lurus/bersih
ini harus ada di dalam diri seorang Muslim. Dengan aqidah yang lurus, maka
seseorang akan memiliki ikatan yang kuat dengan Tuhannya. Ikatan ini akan
membuat seorang muslim ikhlas dalam mematuhi perintah-Nya dan menjauhi
larangan-Nya. Ikatan ini pula yang menjaga kita tetap bersemangat dalam
berlomba-lomba untuk mencapai keridhan-Nya. Indikator karakter ini : memahami
ilmu tauhid, selalu mengingat Allah dan selalu merasa diawasi (muraqabah) oleh-Nya,selalu
meluruskan niat, menjaga diri dari kemusyrikan, memahami rukun Iman dan rukun
Islam, dsb.
“Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku, dan matiku, hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-An’am [6]: 162)
2.
Shahihul
Ibadah (Ibadah yang
benar/ Right Devotion)
Ibadah yang benar ini
artinya setiap ibadah yang kita lakukan sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah.
Indikatornya : melaksanakan shalat 5 waktu, melaksanakan shaum wajib dan shaum
sunnah, mempelajari Al-Quran dan mengamalkannya, melaksanakan shalat sunnah
(dhuha, tahajud,dsb).
”Dan tidaklah Aku
menciptakan jin dan manusia, kecuali agar mereka beribadah kepadaku..” (Q.S Adz – Dzariyat [51] : 56)
3.
Matinul Khuluq (Akhlak yang kokoh/ Strong Character)
Akhlak yang mulia
menggambarkan hubungan seorang manusia dengan Tuhannya maupun dengan sesama
makhluk-Nya. Akhlak yang mulia mampu meyakinkan orang lain betapa indahnya
Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Contohnya : menebarkan senyum, salam, sapa;
menepati janji; menjaga adab pergaulan Islami, selalu berprasangka baik (khusnudzon); menjaga hati dan
menundukkan pandangan; menjadi pionir kebaikan; bersikap baik terhadap
lingkungan; tidak takabur (sombong); menyayangi yang muda dan menghormati yang
tua; berbakti pada orang tua (birrul walidain) dsb.
4. Qowiyyul Jismi (Jasad yang kuat/ Pyhsical Power)
Memiliki fisik yang kuat merupakan
salah satu cara kita untuk mensyukuri nikmat yang telah diberikan oleh-Nya.
Dengan fisik yang kuat, akan semakin banyak hal kebaikan yang dapat kita
lakukan. Contoh : rajin berolahraga rutin, tidak merokok, makan 4 sehat 5
sempurna, dsb.
“Mukmin yang kuat lebih aku cintai daripada mukmin yang lemah.” (HR. Muslim)
5. Mutsaqqoful Fikri (Pengetahuan yang luas/ Thinking Brilliantly)
Dengan pemikiran dan
pengetahuan yang luas, kita dapat memberikan solusi dan pengambilan keputusan
yang berdasarkan pada Al-Quran dan As-Sunnah sesuai dengan perkembangan zaman
yang ada. Dengan hal ini pula kita dapat mengatur strategi yang cerdas untuk
kemajuan Islam. Contohnya : mengetahui dan memahami kisah Rasul dan para
Sahabat, memahami urgensi dakwah dan urgensi tarbiyah, memahami pentingnya
menuntut ilmu, memahami peran pemuda sebagai pilar Islam, memiliki visi dan
strategi hidup serta perencanaannya selama 10 tahun ke depan, memahami
pergerakan Islam; dsb.
6. Mujahadatun
Linafsihi (Berjuang melawan
hawa nafsu/ Continence)
Pada dasarnya seorang
manusia itu memiliki kecenderungan untuk berbuat baik ataupun buruk. Untuk itu
diperlukan kesungguhan dalam diri seseorang agar ia cenderung untuk berbuat
baik dan melaksanakannya sesuai ajaran Islam. Contohnya : memenuhi konsumsi
makanan yang halal dan thoyib; senantiasa berusaha untuk memperbaiki diri;
tidak malas; pantang mengeluh; berupaya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang
tidak bermanfaat; dsb.
7.
Haritsun ‘ala Waqtihi (Manajemen waktu/ Good Time Management)
Sifat waktu yang tidak
dapat diperbarui, tidak dapat disimpan, dan tidak dapat diulang kembali membuat
seorang muslim harus bisa menggunakan waktu setiap detiknya dengan hal-hal yang
bermanfaat bagi dirinya. Contohnya : tidak berlebihan untuk tidur; bangun tidur
maksimal saat adzan subuh; mengalokasikan waktu untuk mereview pelajaran dan
membaca materi keislaman; mengisi waktu dengan hal yang bermanfaat; dsb
8. Munazhzhamun fi Syuunihi (Terarah dan teratur dalam urusan/ Well Organized)
Terarah dan teratur dapat membuat
seseorang mampu mengorganisir seluruh kegiatannya dengan efektif dan efisien
sehingga waktu yang digunakannya pun tidak akan sia-sia. Contohnya : berusaha
tepat waktu dalam segala hal, membuat dan menuliskan rencana aktivitas harian,
disiplin dalam segala hal, tidak begadang karena hal yang sia-sia, dsb.
9. Qodirun ‘alal Kasbi (Mempunyai kemampuan untuk berpenghasilan/ Independent)
Seorang Muslim diupayakan
untuk bisa mandiri secara financial
dan tidak tergantung kepada orang lain. Sebab seorang muslim itu harus kaya
agar bisa membayar zakat, infaq, shadaqah dan naik haji dan umrahm. Pada
prinsipnya memanfaatkan hartanya dalam rangkah beribadah pada Allah. Contoh
dari sifat ini : menjauhi penghasilan yang haram (judi, togel, dsb); memiliki
tabungan meskipun sedikit; mengalokasikan hartanya untuk zakat, infak, dan shadaqah;
dsb
10. Naafi’un
Li Ghairihi
(Bermanfaat bagi orang lain/ Giving Contribution)
Kehadirannya memberi
manfaat bagi orang lain dan dibutuhkan. “Keberadaannya akan menjadi kebahagiaan
bagi orang lain dan ketiadaannya akan menjadi kerinduan bagi yang lain”.
“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya” (Rasulullah SAW).
Contoh dari sifat ini :
menjaga hubungan dan komunikasi yang baik dgn orang tua dan teman-teman,
menunaikan hak muslim (menjawab salam, menjenguk yg sakit, mendoakan saat
bersin, dsb), memiliki jiwa pelayanan, membiasakan memberikan penghargaan
kepada rekan kerja; dsb.
Mari dari sekarang, dengan
azzam yang kuat, ikhtiar yang terus-menerus serta doa yang berkelanjutan, kita
mulai memperbaiki akhlaq kita. Menuju karakter muslim ideal semata-mata untuk
beribadah kepada Allah.