Teramat banyaknya perbedaan antara pria dan wanita, hingga diibaratkan bahwa pria berasal dari planet Mars, sementara wanita dari planet Venus. Karena itulah, tidak ada kunci untuk menyatukan seorang pria dan seorang wanita kecuali atas dasar pemahaman atas karakter yang berbeda tersebut. Ini dari sisi karakter atau watak mendasar, belum dengan segenap kekurangan dan keterbatasan yang setiap individu pastilah memilikinya. Apa saja hal yang sering dipahami berbeda antara pria dan wanita ? berikut tiga diantaranya :
Pertama : Bertambahnya Kecintaan
Laki-laki bertambah cinta dengan apa yang ia pandang, sementara wanita bertambah cinta dengan apa yang ia dengar. Karenanya bagi istri harus rajin merawat dan menghias diri agar tampil menakjubkan dihadapan suami. Godalah suami dengan rambut yang berkilau, kulit yang mewangi, bahkan memakai pakaian model you can see anything . Jangan sampai menyambut suami pulang bekerja seharian dengan masker dan daster, sementara seharian bisa jadi ia menghadapi para wanita karier yang setiap saat mematutkan diri dihadapan cermin.
Sebaliknya, bagi suami harus pandai merayu dan mengumbar kata-kata gombal dihadapan istri. Segombal apapun suami, pastilah tetap akan menorehkan semu merah di pipi sang istri. Kebohongan untuk menyenangkan hati istri termasuk hal yang dibolehkan pada batas-batas tertentu. Maka rayuan demi rayuan harus terluncurkan meski suara beranjak parau. Dalam riwayat Tirmidzi disebutkan hadits dimana Rasulullah SAW bersabda: “Bohong itu tidak halal kecuali dalam tiga hal (yaitu) suami pada istrinya untuk menyenangkannya, bohong dalam perang, dan bohong untuk mendamaikan diantara manusia”. (HR Tirmidzi)
Kedua : Pernyataan Cinta
Wanita membutuhkan pernyataan cinta agar terasa lebih nyaman. Sementara kaum Pria meyakini cinta adalah perbuatan. Karenanya uang belanja dan jalan-jalan dirasa cukup membuktikan kecintaan bagi para suami, tapi tidak bagi istri. Ia membutuhkan pernyataan cinta yang tulus terlantunkan, meski dengan kalimat dan kata sederhana. Tak harus menjadi pujangga untuk membenamkan rasa nyaman dalam dada para wanita.
Perkataan “i love you” baik secara lisan maupun tulisan, pada momentum yang tepat atau tiba-tiba, pastilah memberkaskan kenyamanan yang luar biasa. Bukankah Rasulullah SAW juga memberikan kenyamanan yang sama, saat Aisyah menuntut sebuah pernyataan cinta. Muhammad Qutb dalam bukunya Aisyah, Guru Teladan Kaum Pria, menceritakan dialog rayuan ini :
Aisyah : “ Bagaimana cintamu padaku ? “.
Rasulullah SAW : “Bagai untaian tali ! “.
Aisyah : “ Bagaimana untaian itu ya Rasul ? “
Rasulullah SAW : “ Ia selalu awet dalam keadaan seperti semula “.
Ketiga : Cara Menyelesaikan Masalah
Jika ditempa sebuah masalah, laki-laki fokus pada cara penyelesaian masalah. Ia tidak perlu banyak berkata-kata, ia melakukan apa yang harus dilakukan. Sementara wanita menyelesaikan masalah dengan
cara membicarakannya. Maka ia menginginkan suami yang bisa mendengar segala gundahnya. Dengan bercerita, separuh permasalahan yang dirasakan wanita telah terselesaikan. Suami harus bisa mendengar saat sepulang ke rumah istrinya memborbardirnya dengan keluh kesah yang ia dapati seharian. Nikmati saja dan tunggu setelahnya ia akan merasa jauh lebih baik. Sebaliknya istri juga tak harus ikut galau dan bersungut saat suami diam tak hendak bercerita permasalahannya. Ia akan menyelesaikannya dengan baik, dan iapun akan berbagi saat tak kuasa menahan beban seorang diri.
Semoga bermanfaat dan salam optimis Ust. Hatta Syamsudin