Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi.
Semoga hari ini keberkahan terlimpah kepada kita dan keluarga kita. Amin.
Ibadah shaum yang telah kita lakukan selama bulan
Ramadhan kemarin, hendaknya memiliki dampak positif pada perilaku kita. Pagi ini saya akan kultwit lanjutan ttg
perilaku utama alumni Ramadhan yang sukses. Melanjutkan kultwit kemarin.
Perilaku positif tersebut terkait
dengan nilai-nilai ketakwaan kita kepada Allah swt, seperti yang digambarkan dalam
QS 3: 17. “(yaitu) orang2 yang sabar,
yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah)...dan yang memohon ampun di waktu sahur.”
(3:17). Dari ayat tersebut, paling tidak
ada 5 (lima) perilaku utama sebagai ciri dari alumni Ramadhan yang sukses.
Pertama, selalu sabar dan
ulet dalam mengerjakan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk.
Sikap sabar
dan ulet ini terus dipelihara meski menghadapi berbagai macam godaan dan tantangan.
Orang yang sabar tidak akan pernah frustasi dan putus asa dalam menata
kebaikan. Karena sesungguhnya tantangan dan kesulitan merupakan sunatullah
dalam kehidupan (sunatullah fi al-hayat). Sifat sabar merupakan sumber energi
dan kekuatan yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah melemah. Ibadah
shaum sejatinya melatih kesabaran dan keuletan pada tingkat yang optimal. Oleh
karena itu, orang yang berpuasa akan selalu optimis dalam menebarkan kebaikan.
Kedua, berusaha untuk selalu
jujur dan amanah dalam segala hal, terutama dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Jujur dan
amanah adalah sumber kebaikan sekaligus sumber kekayaan. Karena itu, orang yang
jujur dan amanah akan selalu kaya secara batin dan secara lahir. "Sifat jujur dan amanah akan menarik
kekayaan, sifat khianat akan menyebabkan kefakiran dan kemiskinan."
(al-hadis). “Tidak ada iman bagi orang
yang tidak amanah, dan tidak ada agama
bagi orang yang tidak pernah menepati janji.” (al-hadist). Allah SWT sangat
membenci pada orang (apalagi pejabat publik) yang melakukan pengkhianatan. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad).dan (juga) janganlah kamu mengkhianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan
ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanya sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
(8: 27-28)
Ketiga, selalu berusaha untuk menjadi orang yang disiplin dalam
segala hal.
Disiplin terhadap
aturan dan juga disiplin dalam memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif
dan konstruktif. Kedisiplinan yang diajarkan selama ibadah shaum akan
melahirkan produktifitas yang tinggi. Malam hari digunakan untuk bermunajat
kepada Allah, di samping untuk beristirahat (tidur). Sedang siang hari untuk mencari
nafkah dan rezeki yang halal. Hal ini sesuai dengan contoh Rasul dan generasi
salafu as shaleh. Sehingga sektor riil berjalan dengan baik. Bahkan, kegiatan
ekonomi mereka dikaitkan dengan kegiatan shalat 5 waktu. Kegiatan ekonomi
terhenti selama shalat berlangsung secara berjamaah dan dibuka kembali langsung
setelah shalat selesai. Terbukti, dengan kedisiplinan yang tinggi, akan meraih
keuntungan duniawi dan ukhrowi secara simultan.
Keempat, orang yang selalu berusaha
untuk berinfak dan bersedekah setelah zakat wajib ditunaikannya.
Mengeluarkan
infak dan sedekah merupakan wujud dari syukur kepada Allah atas nikmat harta
yang diberikan-Nya. Infak dan sedekah
pun sekaligus wujud dari kasih sayang dan cinta terhadap sesama. Karena itu, orang
yang selalu berinfak dan bersedekah tidak akan pernah habis hartanya dan akan selalu
dicintai sesamanya. "Tidak akan
pernah berkurang harta yang dikeluarkan sedekahnya". (Al-Hadist)
"Orang yang selalu berinfak akan
dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan jauh dari neraka." (al-hadist).
Kelima, orang yang menjadikan istighfar (memohon ampun kepada Allah)
sebagai pakaian kesehariannya.
Kapan dan dimanapun,
terutama di sepertiga malam terakhir (waktu sahur), selalu mohon ampun pada Allah
atas dosa dan kesalahannya. Orang yang selalu beristighfar akan memiliki hati
bersih, pikiran jernih, khudznudzon (baik sangka) kepada Allah. Juga akan jauh
dari sifat riya, sombong, takabur, hasud, dan dengki kepada sesama manusia. Jadilah
ia sebagai penebar kebaikan, cinta dan kasih sayang. Dan di tangannya Islam
sebagai rahmatan lil ‘alamin akan terlihat dengan jelas dan nyata. Tidak ada kesenjangan antara ajaran Islam yang
indah dengar akhlak mulia umatnya.
Keenam, membudayakan Amal Jama'i (ibadah secara berjamaah).
Hal penting
lain adalah kebiasaan melakukan amal perbuatan (ibadah maupun mu’amalah) yang dilakukan
secara berjamaah. Selama Ramadhan, hampir semua masjid selalu diramaikan oleh
kaum muslimin yang melaksanakan shalat 5 waktu dan tarawih secara berjamaah. Bahkan
juga ta’jil (buka shaum bersama) dan tadarrus Al-Quran pun dilakukan secara
bersama-bersama pula. Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga
menjadi kebutuhan, yakinlah akan terjadi perbaikan yang signifikan pada umat.
Sebab, salah
satu penyebab umat Islam zaman Nabi memiliki izzah, kelembutan hati diantara
sesama karena mereka selalu rukuk dan sujud bersama. Hal ini sebagaimana
dikemukakan dalam QS. Al-Fath ayat 29.
Semoga amal
ibadah kita di bulan suci Ramadhan menjadikan kita semua orang-orang yang memiliki
perilaku utama tersebut
Demikian
kultwit tentang alumni sukses Ramadhan Pasca Ramadhan ini. Semoga bermanfaat.
Wallahu ‘alam bi ash-Shawwab.
Sumber: Kultwit #PascaRamadhan
Oleh: Ust. Didin Hafidhuddin –(
Ketua Umum BAZNAS, Guru Besar IPB, Direktur Pascasarjana UIKA Bogor, Dewan
Syariah Nasional MUI, dan Sekjen World Zakat Forum )–