Kultwit #PascaRamadhan (Bagian Kedua)

Jumat, 02 September 2011


Assalamualaikum Wr. Wb. Selamat pagi. Semoga hari ini keberkahan terlimpah kepada kita dan keluarga kita. Amin.
Ibadah shaum yang telah kita lakukan selama bulan Ramadhan kemarin, hendaknya memiliki dampak positif pada perilaku kita.  Pagi ini saya akan kultwit lanjutan ttg perilaku utama alumni Ramadhan yang sukses. Melanjutkan kultwit kemarin.
Perilaku positif tersebut terkait dengan nilai-nilai ketakwaan kita kepada Allah swt, seperti yang digambarkan dalam QS 3: 17. “(yaitu) orang2 yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah)...dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (3:17).  Dari ayat tersebut, paling tidak ada 5 (lima) perilaku utama sebagai ciri dari alumni Ramadhan yang sukses.
Pertama, selalu sabar dan ulet dalam mengerjakan perbuatan baik dan meninggalkan perbuatan buruk.
Sikap sabar dan ulet ini terus dipelihara meski menghadapi berbagai macam godaan dan tantangan. Orang yang sabar tidak akan pernah frustasi dan putus asa dalam menata kebaikan. Karena sesungguhnya tantangan dan kesulitan merupakan sunatullah dalam kehidupan (sunatullah fi al-hayat). Sifat sabar merupakan sumber energi dan kekuatan yang tidak akan pernah habis dan tidak akan pernah melemah. Ibadah shaum sejatinya melatih kesabaran dan keuletan pada tingkat yang optimal. Oleh karena itu, orang yang berpuasa akan selalu optimis dalam menebarkan kebaikan.
Kedua, berusaha untuk selalu jujur dan amanah dalam segala hal, terutama dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya.
Jujur dan amanah adalah sumber kebaikan sekaligus sumber kekayaan. Karena itu, orang yang jujur dan amanah akan selalu kaya secara batin dan secara lahir. "Sifat jujur dan amanah akan menarik kekayaan, sifat khianat akan menyebabkan kefakiran dan kemiskinan." (al-hadis). “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah, dan  tidak ada agama bagi orang yang tidak pernah menepati janji.” (al-hadist). Allah SWT sangat membenci pada orang (apalagi pejabat publik) yang melakukan pengkhianatan. “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad).dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedangkan kamu mengetahui. Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu hanya sebagai cobaan dan  sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.” (8: 27-28)
Ketiga, selalu berusaha untuk menjadi orang yang disiplin dalam segala hal.
Disiplin terhadap aturan dan juga disiplin dalam memanfaatkan waktu untuk hal-hal yang positif dan konstruktif. Kedisiplinan yang diajarkan selama ibadah shaum akan melahirkan produktifitas yang tinggi. Malam hari digunakan untuk bermunajat kepada Allah, di samping untuk beristirahat (tidur). Sedang siang hari untuk mencari nafkah dan rezeki yang halal. Hal ini sesuai dengan contoh Rasul dan generasi salafu as shaleh. Sehingga sektor riil berjalan dengan baik. Bahkan, kegiatan ekonomi mereka dikaitkan dengan kegiatan shalat 5 waktu. Kegiatan ekonomi terhenti selama shalat berlangsung secara berjamaah dan dibuka kembali langsung setelah shalat selesai. Terbukti, dengan kedisiplinan yang tinggi, akan meraih keuntungan duniawi dan ukhrowi secara simultan. 
Keempat, orang yang selalu berusaha untuk berinfak dan bersedekah setelah zakat wajib ditunaikannya.
Mengeluarkan infak dan sedekah merupakan wujud dari syukur kepada Allah atas nikmat harta yang diberikan-Nya. Infak  dan sedekah pun sekaligus wujud dari kasih sayang dan cinta terhadap sesama. Karena itu, orang yang selalu berinfak dan bersedekah tidak akan pernah habis hartanya dan akan selalu dicintai sesamanya. "Tidak akan pernah berkurang harta yang dikeluarkan sedekahnya". (Al-Hadist) "Orang yang selalu berinfak akan dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga, dan  jauh dari neraka." (al-hadist).
Kelima, orang yang menjadikan istighfar (memohon ampun kepada Allah) sebagai pakaian kesehariannya.
Kapan dan dimanapun, terutama di sepertiga malam terakhir (waktu sahur), selalu mohon ampun pada Allah atas dosa dan kesalahannya. Orang yang selalu beristighfar akan memiliki hati bersih, pikiran jernih, khudznudzon (baik sangka) kepada Allah. Juga akan jauh dari sifat riya, sombong, takabur, hasud, dan dengki kepada sesama manusia. Jadilah ia sebagai penebar kebaikan, cinta dan kasih sayang. Dan di tangannya Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin akan terlihat dengan jelas dan nyata.  Tidak ada kesenjangan antara ajaran Islam yang indah dengar akhlak mulia umatnya.
Keenam, membudayakan Amal Jama'i (ibadah secara berjamaah).
Hal penting lain adalah kebiasaan melakukan amal perbuatan (ibadah maupun mu’amalah) yang dilakukan secara berjamaah. Selama Ramadhan, hampir semua masjid selalu diramaikan oleh kaum muslimin yang melaksanakan shalat 5 waktu dan tarawih secara berjamaah. Bahkan juga ta’jil (buka shaum bersama) dan tadarrus Al-Quran pun dilakukan secara bersama-bersama pula. Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi kebutuhan, yakinlah akan terjadi perbaikan yang signifikan pada umat.
Sebab, salah satu penyebab umat Islam zaman Nabi memiliki izzah, kelembutan hati diantara sesama karena mereka selalu rukuk dan sujud bersama. Hal ini sebagaimana dikemukakan dalam QS. Al-Fath ayat 29.
Semoga amal ibadah kita di bulan suci Ramadhan menjadikan kita semua orang-orang yang memiliki perilaku utama tersebut
Demikian kultwit tentang alumni sukses Ramadhan Pasca Ramadhan ini. Semoga bermanfaat. Wallahu ‘alam bi ash-Shawwab.


Sumber: Kultwit #PascaRamadhan
Oleh: Ust. Didin Hafidhuddin –( Ketua Umum BAZNAS, Guru Besar IPB, Direktur Pascasarjana UIKA Bogor, Dewan Syariah Nasional MUI, dan Sekjen World Zakat Forum )–

Share this Article on :
 

© Copyright DPC PKS Sumbersuko Lumajang 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.