PKS: Suami Sayang Istri

Rabu, 30 November 2011

Dwi Sulistyorini
Kenyataan bahwa Jawa Timur  sebagai wilayah dengan kasus HIV/AIDS terbanyak di Indonesia benar-benar memprihatinkan kader PKS Jatim.  
Data yang baru dirilis oleh Direktur Pengendalian Penyakit Menular  Langsung (PPML), Kementrian Kesehatan RI, menyebutkan di Jawa Timur Hingga bulan September 2011, tercatat ada 4.318 kasus AIDS. 
Angka ini lebih tinggi dibandingkan Papua yang menempati peringkat kedua dengan 4.005 kasus. Peringkat ketiga ditempati oleh DKI Jakarta dengan 3.998 kasus, disusul Jawa Barat dengan 3.804 kasus. Bali menempati posisi paling bawah di daftar 5 besar provinsi yang memiliki jumlah kumulatif kasus AIDS tertinggi di Indonesia dengan 2.331 kasus.
“Kami terkejut dengan data terbaru ini. Benar-benar membuat miris”, kata Dwi Sulistyorini, Ketua Bidang Perempuan DPW PKS Jatim. “Hal ini mesti mendapat perhatian yang lebih serius dari kita semua, terutama Pemprov Jatim”, lajutnya, di sela Rapat Koordinasi Bidang Perempuan di Kantor DPW PKS Jatim. Dwi Sulistyorini lebih lanjut mengatakan, bahwa selain karena perilaku seks yang tidak sehat, penularan HIV/AIDS juga melalui jarum suntik, ketidaktepatan penggunaan alat kontrasepsi (kondom) dan sebab-sebab yang lain. Tapi suka tidak suka harus diakui bahwa perilku seksual menyimpanglah yang menjadi biang kerok  utama persebaran HIV/AIDS di masyarakat.
“Maka kalau ingin menganggulangi HIV/AIDS, cara terpenting adalah menyehatkan dulu perilaku seks masyarakat”, katanya. “Gampangnya, perzinahan yang semakin terang terangan, kebiasaan gonta ganti pasangan, harus dihentikan. Kami menyerukan kepada masyarakat untuk kembali memperkuat kesetiaan pada pasangan masing-masing. Tidak boleh lagi jajan sembarangan. Hal ini harus terus-menerus dikampanyekan ke masyarakat”, sambungnya. Lebih lanjut, mantan Ketua Bidang Perempuan DPD PKS Surabaya ini berharap Jawa Timur tidak menyusul DKI Jakarta yang jumlah ibu rumah tangga pengidap HIV/AIDS kasusnya cukup tinggi. Tercatat ada 147 kasus. Meningkat dibanding tahun lalu. Yang ironis, penularan HIV/AIDS kepada para ibu rumah tangga tersebut terbesar karena suaminya lebih dulu mengidap HIV/AIDS dan sebagian lagi karena masih suka jajan di luar, meski sudah punya istri. “Para suami kini meski lebih sayang sama istri. Bila memang benar-benar mencintai istrinya, mestinya para suami segera meninggalkan perilaku seks berisiko tinggi menularkan HIV/AIDS”, imbuhnya.
Masalah kesetiaan pada pasangan ini penting dipertimbangkan untuk digencarkan kampanyenya. Dwi Sulistyorini termasuk yang kurang setuju kampanye penanggulangan HIV/AIDS yang selama ini sudah dijalankan banyak kalangan, yang sayangnya  berkesan seperti melegalkan free sex, seperti aksi bagi-bagi kondom dan sebagainya. “Kampanye seperti itu tentu saja ada baiknya. Tapi bila tidak tepat porsinya, justru akan dinggap melegalkan perzinahan dan pada gilirannya malah akan menumbuhsuburkan perilaku seks menyimpang. Padahal inilah biang kerok melebarnya penyebaran HIV/AIDS”, pungkasnya.
Share this Article on :
 

© Copyright DPC PKS Sumbersuko Lumajang 2010 -2011 | Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.